Jumat, 05 Mei 2017

MEMILIH

Memilih merupakan kegiatan  menentukan dari sebuah sesuatu yang sesuai dengan apa yang disukai atau dikehendakinya dan dengan membandingkan hal lain atasnya. Dalam menentukan sebuah pilihan, seseorang akan berpikir tentang sesuatu yang dipilihnya memberikan kebaikan atau malah sebaliknya. Kecuali seseorang yang tak pernah mikirkan atas hal itu.

Lalu apa jadinya jika aktifitas memilih tidak didasari atas apa yang telah ia pertimbangan dan apa yang ia rasakan atas hati nuraninya? Saat2 seperti ini yang kemudian dinamakan paksaan. peristiwa keterpaksaan tidak hanya ditimbulkan dari orang lain, bahkan diri kita dapat memberikan paksaan pada diri kita sendiri. Contohnya, ketika seseorang menjumpai orang lain yang sedang mengalami kesulitan, hati nurani kita ingin membantu, tetapi nafsu kita memaksa untuk tidak melakukannya. Maka, dalam posisi seperti ini, peristiwa paksaan timbul karena nafsu yang biasanya akibat bisikan non-hati nurani, padahal yang seharusnya memaksa, hati itu sendiri.

Apakah ada keterpaksaan yang membawa kebaikan? Seperti hal baik yang timbul dari sebuah keterpaksaan untuk melakukan kebaikan yang terbiasa. Pendidikan sholat sejak dini contohnya, pembiasaan tertib sholat sejak dini merupakan kegiatan penanaman moral yang luar biasa nilainya. Jawabannya adalah iya, pembiasaan atas paksaan terhadap diri sendiri diidentikkan dngan bertanggung jawab. Setelah seseorang memilih yang kemudian dia terpaksa melakukannya, maka itu adalah wujud tanggungjawabnya.

Seperti islam, islam mengajarkan atas kesadaran diri kita sendiri bukan atas dasar paksaan, karena dalam agama, tidak ada paksaan, begitu menurut al-quran. Tetapi setelah kita memutuskan untuk memilih ber-islam maka wujud tanggung jawab itu adalah melakukan segala sesuatu yang menjadi perintah dan menjauhi yang menjadi larangan.

Hal yang berbeda ketika diri kita meaksa orang  lain, hal ini yang dilarang dalam agama. Kecuali, orang yang telah menyerahkan hak mereka terhadap kita sehingga kewajiban atasnya menjadi hak bagi kita. Contohnya adalah seorang karyawan dan manajer, dosen dengan mahasiswa, yang tentu semua didasari dengan akal sehat dan kebijaksanaan.

Karena yang harus kita lakukan adalah sering2 memaksa diri kita untuk melakukan kebaikan sebagai wujud tanggung jawab kita dan hak kepada sang Kuasa dan orang lain. Bukan menuntuk kewajiban orang lain terhadap kita yang padahal kita tak punya sekalipun hak atasnya.

Semoga bermanfaat.